🐰 Khutbah Jumat Ciri Orang Bertaqwa

Kalaukita mengaku sebagai orang yang bertaqwa dan merasa bangga dan bahagia sebagai orang yang bertaqwa sudah barang tentu memerlukan pembuktian sebagai ciri-ciri orang yang bertaqwa. Dalam Al-Qur'an telah difirmankan Allah SWT dalam surat Ali Imran : 133 - 135: 133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang : @Hilyah_Nur Khutbah Jumat Singkat, Karakter orang yang bertaqwa www.KhutbahJumat.my.id Telegram : t.me/khutbahjumatpdf Teks Khutbah Jumat Singkat ini ditulis oleh Ust Ahmad Romli M.Pd.I dari Ambon alqur'an. Ciri orang yang bertaqwa menurut Imam Ali bin Abi . 2 www.Hilyah.id IG : @Hilyah_Nur Khutbah Jumat Singkat KHUTBAHJUMAT CIRI-CIRI ORANG TAQWA Jaenal Abidin November 02, 2013 Leave a Reply hari ini kita masih di berikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga bisa melaksanakan kewajiban kita yaitu shalat Jum'at. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada nabi kita Muhammad SAW. CiriCiri Orang Bertakwa, Khutbah Jumat Singkat. Kamis 26 Agustus 2021 | 14:41. 6 min read. ADVERTISEMENT. Ciri-Ciri Orang Bertakwa, Khutbah Jumat Singkat (Ilustrasi freepik.com) Ciri-Ciri Orang Bertakwa, Khutbah Jumat Singkat oleh Fimas Maulana Al-Jufri SPsi MPd, Anggota Majelis Tabligh PWM Jatim. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ Terjemah: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa. (QS. Al - Qamar ayat 54-55) Demikian keutamaan yang akan diperoleh bagi orang-orang yang bertakwa. (*/sumber: republika.co.id) bertakwa ciri-ciri khutbah-jum'at. Adapunintisari khutbah Jumat tersebut adalah sebagai berikut : Tujuan disyariatkannya puasa Ramadhan adalah untuk membentuk manusia yang bertaqwa. Karena dengan ketaqwaanlah manusia mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT yaitu dengan disediakannya surga sebagai balasannya. Lalu bagaimana ciri-ciri orang bertaqwa sesuai gambaran Surah bQX9. - Contoh teks khutbah Jumat bulan Syawal kali ini akan membahas tentang karakter orang bertaqwa dalam agama menjadi salah satu sifat dan perilaku yang sebaiknya dimiliki kaum muslim. Bertakwa membuat seseorang menjadi lebih mulia baik dihadapan makhluk maupun Allah Swt. Selain itu, bertakwa memiliki imbas besar pada diri seorang yang bertakwa mempunyai beberapa tanda-tanda di antaranya gemar bersedekah, tidak mudah tersulut amarah, hingga bertaubat apabila melakukan dosa. Teks Khutbah Jumat Bulan Syawal 2023 5 Karakter Orang Bertaqwa Bismillaahirrahmaanirrahiim..Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,إِنَّ الحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِدّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيّ الأُمِيّ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدَه فَيَا مَعَاشِرَ المُسْلِمِيْن. أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا تَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًاAlhamdulillah. Segala puji bagi Allah Swt. Dan hanya kepada Allah kita semua kembali. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad Saw, sosok yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Berkat nikmat iman, Islam, dan sehat, kita semua pada hari ini, Jumat, 28 April 2023 dapat berkumpul dalam majelis salat dan khotbah Jumat yang insyaallah dirahmati Allah Swt tanpa halangan suatu tidak lupa, khatib, tidak lupa untuk mengingatkan kepada diri sendiri maupun Jemaah sekalian untuk selalu bertakwa kepada Allah Swt. Sebab, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bertakwa, menjalankan segala perintah dan menjauhi kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khotbah berjudul “5 Karakter Orang Bertaqwa.” Sebenarnya terdapat banyak karakter orang beriman, namun dalam hal ini khotib hanya menjabarkan 5 poin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Bertakwa merupakan sikap yang berdasar atas cinta dan takut sehingga menimbulkan kesadaran dalam diri untuk senantiasa merasa bahwa perilaku hingga isi hati seorang muslim diketahui Allah Swt. Maka dari itu, umat Islam akan selalu menjalankan segala perintah dan menjauhi seluruh larangan Allah yang bertakwa mempunyai sikap positif yang ditunjukan dengan pembenaran dalam hati iman kemudian diimplementasi maupun diwujudkan dalam perbuatan baik atau amalan saleh. Oleh sebab itu, apabila seseorang memiliki iman namun tidak beramal, sungguh ketakwaannya diragukan yang paling dekat dengan Allah adalah mereka yang bertakwa. Semakin tinggi tingkat ketakwaannya, semakin dekat pula dirinya dengan Sang Pencipta. Allah Swt. dalam Surah Al-Hujurat ayat 13 berfirman sebagai berikutيٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌArab LatinnyaYā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa jaalnākum syuūbaw wa qabā'ila litaārafū, inna akramakum indallāhi atqākum, innallāha alīmun khabīrun.Artinya“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti,” QS. Al-Hujurat [49] 13.Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Terdapat beberapa tanda seseorang yang bertakwa kepada Allah Swt. di samping dalam hatinya ada iman. Pertama, suka bersedekah yakni memberi kepada orang yang membutuhkan baik dalam kondisi lapang maupun sempit dengan ikhlas. Allah Swt. menganjurkan umat Islam bersedekah sebagaimana bunyi Surah Ali Imran ayat 134 sebagai berikutالَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚArab LatinnyaAl-lażīna yunfiqūna fis-sarrā'i waḍ-ḍarrā'i wal-kāẓimīnal gaiẓa wal-āfīna anin-nāsi, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīna.Artinya“[yaitu] orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan [kesalahan] orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan,” QS. Ali Imran [3] 134.Bersedekah dalam Islam dicontohkan langsung para nabi hingga ulama. Sebab amalan ini memiliki tingkatan yang tinggi, demi kemasalahan kedua dari orang yang bertakwa adalah mampu menahan amarah. Emosi atau marah merupakan hal wajar bagi manusia. Namun, menahan amarah sehingga terjerumus dalam emosi menjadi perkara bukanlah penyelesai masalah. Marah justru dapat menimbulkan masalah-masalah lainnya. Oleh sebab itu, umat Islam sebaiknya senantiasa berpikiran dingin dan menahan amarahnya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw. pernah bersabda sebagai berikutلَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِArab LatinnyaLaisasy syadiidu bishshura'ati innamaasy syadiidul ladzii yamliku nafsahu 'indal Latinnya“Orang yang kuat bukanlah orang [menang dalam] gulat, tetapi orang kuat [yang sebenarnya] adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah,” HR. Bukhari dan Muslim.Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Tanda karakter orang bertakwa ketiga adalah mudah memberi maaf. Orang-orang yang bertakwa memiliki hati yang luas sehingga mudah memberikan maaf atas kesalahan orang lain. Allah Swt. dalam Surah Al-A’raf ayat 19 menganjurkan kepada kaum muslim pandai memaafkan sebagai berikutخُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَArab LatinnyaKhużil-afwa wa'mur bil-urfi wa ariḍ anil-jāhilīna.Artinya“Jadilah pemaaf, perintahlah [orang-orang] pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh,” QS. Al-A'raf [7] 199.Karakter keempat dari orang yang bertakwa adalah gemar berbuat baik. Orang-orang yang bertakwa tidak suka mengganggu urusan orang lain, dan berusaha membantu apabila orang lain membutuhkan bantuannya. Allah Swt. menganjurkan kaum muslim berbuat baik kepada sesama sebagaimana Surah An-Nisa ayat 36 sebagai berikut۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙArab LatinnyaWabudullāha wa lā tusyrikū bihī syai'aw wa bil-wālidaini iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi waṣ-ṣāḥibi bil-jambi wabnis-sabīli, wa mā malakat aimānukum, innallāha lā yuḥibbu man kāna mukhtālan fakhūrān.Artinya“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri,” QS. An-Nisa [4] 36.Karakter kelima dari orang bertakwa adalah segera bertaubat apabila berbuat dosa kepada Allah Swt. Manusia merupakan makhluk yang tidak luput dari salah dan dosa. Maka dari itu, terlepas telah melakukan dosa. Umat Islam harus bertaubat dan memohon ampun kepada Allah Swt sebagai bunyi Surah Ali Imran ayat 135 sebagai berikutوَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَArab LatinnyaWal-lażīna iżā faalū fāḥisyatan au ẓalamū anfusahum żakarullāha fastagfarū liżunūbihim, wa may yagfiruż-żunūba illallāhu, wa lam yuṣirrū alā mā faalū wa hum yalamūna.Artinya“Demikian [juga] orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka [segera] mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa [lagi] yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan [perbuatan dosa itu] sedangkan mereka mengetahui[-nya],” QS. Ali Imran.Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Demikianlah khotbah 5 karakter orang bertakwa. Semoga apa yang telah disampaikan memberikan kebermanfaatan untuk khatib maupun para jemaah. Mari kita praktekan karakter-karakter orang bertakwa dalam sendi-sendi Allah Swt. menjadi rida kepada kita. Aamiin allahumma اللهُ لَنَا وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكَرِيْمِ وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ juga Khutbah Sholat Gerhana Matahari 2023 Tanda Kebesaran Allah Swt. Khutbah Jumat Akhir Ramadhan 2023 Hikmah Idul Fitri Beda Hari - Sosial Budaya Penulis Syamsul Dwi MaarifEditor Yulaika Ramadhani اَلْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ وَالْاِحْسَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ، اَلْكَرِيْمِ الَّذِيْ تَأَذَّنَ بِالْمَزِيْدِ لِذَوِي الشُّكْرَانِ. أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ، عَالِمُ الظَّاهِرِ وَمَا انْطَوَى عَلَيْهِ الْجَنَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. صَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Pada momentum penuh berkah ini mari kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah swt atas anugerah nikmat yang tidak bisa kita hitung satu-persatu. Rasa syukur ini harus kita ungkapkan dari mulut kita biqauli Alhamdulillahirabbil alamin’, diteguhkan dalam hati kita, dan diwujudkan dalam tindakan nyata di kehidupan kita. Dengan tiga cara bersyukur ini mudah-mudahan, Allah swt akan selalu melanggengkan sekaligus menambah nikmat-nikmat kita. Selain mengingatkan untuk senantiasa bersyukur, khatib juga mengingatkan kepada diri khatib pribadi dan umumnya kepada para jamaah untuk senantiasa meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan menjalankan semua perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Jangan sampai kita menjadi golongan sebaliknya, yakni orang yang meninggalkan perintah-Nya, melakukan larangan-Nya serta tidak merasa berdosa bahkan bangga dan merasa hebat dengan dosa-dosa yang dimilikinya. Naudzubillah min dzalik. Kita harus sadar, sesadar-sadarnya bahwa kita hanya hidup sebentar di dunia dan tidak ada yang perlu disombongkan dan merasa hebat dari orang lain. Allah swt telah mengingatkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 37 وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا Artinya “Janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.” Ayat ini mengingatkan kepada kita agar tidak sombong dan dan menjauhi sikap membangga-banggakan diri serta merasa paling hebat dari orang lain. Terlebih merasa hebat dari sang khalik, Allah swt. Kita diingatkan untuk menyadari kelemahan-kelemahan yang ada pada diri kita, bersikap rendah hati, dan tidak bersikap sombong atau takabur. Sebab, sebagai manusia yang memiliki kemampuan terbatas, kita tidak akan sanggup mencapai sesuatu di luar kemampuan diri kita. Sombong adalah satu dari sifat melampaui kemampuan diri dan juga melampaui sifat-sifat yang Allah swt miliki. Allah melarang kita berjalan di muka bumi dengan sombong. Berjalan dengan sombong di muka bumi bukanlah sikap yang wajar, karena bagaimanapun kerasnya derap kaki yang dihentakkan di atas bumi, tidak akan menembus permukaannya dan bagaimanapun juga tingginya ia mengangkat kepalanya, tidaklah dapat melampaui tinggi gunung. Dari segi ilmu jiwa, orang yang biasa berjalan dengan penuh kesombongan, berarti dalam jiwanya terdapat kelemahan. Ia merasa rendah diri, sehingga untuk menutupi kelemahan dirinya, ia berjalan dengan sombong dan berlagak dengan tujuan menarik perhatian orang lain. Bukan hanya satu firman Allah yang menegaskan dan mengingatkan untuk tidak sombong dan merasa paling hebat sendiri. Dalam ayat lain Allah berfirman وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ Artinya “Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia karena sombong dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” QS Luqman 18 Dalam Tafsir Kemenag RI disebutkan bahwa ayat ini mengingatkan kita untuk mengedepankan akhlak dan budi pekerti yang baik kepada sesama manusia. Akhlak yang baik ini diwujudkan dengan menjauhi keangkuhan dan sombong, membanggakan diri dan memandang rendah orang lain. Di antara tanda-tanda orang angkuh dan sombong adalah saat berjalan dan bertemu dengan orang lain, ia memalingkan mukanya, tidak mau menegur atau tidak memperlihatkan sikap ramah. Ia menunjukkan sikap angkuhnya, seakan-akan ia yang berkuasa dan yang paling terhormat dan terhebat. Padahal, kita diperintahkan untuk mengedepankan kesederhanaan atau sikap yang wajar, berbicara dengan sopan dan lemah lembut, sehingga orang lain merasa dihargai dan dihormati. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Sombong, takabbur, merasa paling hebat dan berkuasa sendiri merupakan sifat yang dapat menghalangi seseorang masuk surga. Dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abdullah bin Mas’ud disebutkan لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ Artinya “Tidak akan masuk surga orang-orang yang dalam hatinya terdapat rasa takabur atau sombong meskipun hanya sekecil biji sawi.” Hal ini sesuai dengan sejarah yang menunjukkan bahwa sikap sombonglah yang menjadikan iblis mendapatkan murka dari Allah karena ia tidak mematuhi perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam. Sifat inilah yang mengeluarkan iblis dari surga. Hal ini termaktub dalam QS Al-Baqarah 34 وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ Artinya “Ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir.” Sombong adalah sikap dan sifat warisan iblis yang harus dihindari oleh manusia. Orang yang sombong seringkali tidak akan pernah mau kalah dan mengalah. Andaikata ada yang mengunggulinya, maka ia pun akan bersikap sinis dan berlomba-lomba untuk melebihi yang lain lagi. Orang yang sombong juga memiliki sifat gampang berbohong dengan mereka-reka cerita dan peristiwa yang tujuannya mengangkat dirinya. Hati orang yang sombong dan merasa paling hebat telah mati dan sulit untuk menerima kebenaran. Secara pelan-pelan sebenarnya ia sedang menjerumuskan dirinya ke jurang kehinaan. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah Jumat kali ini. Semoga kita diberi kekuatan untuk menjauhi sikap dan sifat sombong dan merasa paling hebat sendiri agar kita tidak terjerumus pada jurang kehinaan dan kita bisa terhindar dari siksa api neraka. Amin. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah Pertamaالحَمْدُ لِلَّهِ نَاصِرِ اْلمُؤْمِنِيْنَ، خَاذِلِ الْكَافِرِيْنَ، مُعِزِّ اْلمُوَحِّدِيْنَ، وَفَاضِحِ اْلعُمَلَاءِ وَاْلمُنَافِقِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ إِمَامِ اْلمُجَاهِدِيْنَ، وَقَائِدِ اْلغِرِّ اْلمُحَجِّلِيْنَ، اْلمَبْعُوْثِ رَحْمَةً أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهً، نَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا شَيْءَ قَبْلَهُ وَلَا شَيْءَ بَعْدَهُ، مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ إِمَامَنَا وَقَائِدَنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَغَ الرِّسَالَةَ، وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَكَشَفَ اْلغَمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى أَتَاهُ اْليَقِيْنُيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّه وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًايَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ * وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْأما بعدApa itu Takwa?Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,Pengertian takwa secara bahasaKata takwa sudah terlalu sering kita dengar di berbagai kesempatan. Tapi apakah sesungguhnya definisi dari takwa itu secara syar’i dari sudut pandang agama Islam?Sebab, sebagian kalangan terlalu menyederhanakan makna takwa sehingga kadang kata ini disematkan kepada orang non muslim dengan mengatakan, dia seorang kristen yang bertakwa. Padahal ini adalah istilah Syar’i dalam Islam dan sebuah atau kedudukan yang tinggi di sisi mungkin orang non Muslim bisa meraih gelar takwa. Tapi kita bisa mengatakan dia seorang non muslim yang relijius, atau taat dalam Muhammad Shalih Al-Munajjid menerangkan asal kata taqwa secara bahasa berarti qillatul kalaam, atau sedikit kata taqwa yang kita maksudkan di sini diambil dari al-itqaa’ yang berarti menjadikan anda sebagai penghalang antara anda dengan apa yang anda tidak sukai. Kata taqwa merupakan bentuk kata benda isim dari kata kerja ittaqa dan mashdarnya adalah al-itqaa’.Pengertian takwa secara syar’iAdapun pengertian taqwa secara syar’i, para ulama memberikan definisi dengan berbagai ungkapan yang Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa takwa adalah melakukan apa saja yang Allah perintahkan dan meninggalkan apa saja yang Allah larang. [Majmu’ Fatawa 3/120]Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa takwa hakikatnya adalah beramal dengan ketaatan kepada Allah sebagai bentuk iman dan mengharapkan pahala baik dengan melaksanakan perintah atau meninggalkan melaksanakan apa yang Allah perintahkan karena beriman dengan perintah tersebut dan membenarkan janji-Nya, serta meninggalkan apa yang Allah larang karena beriman dengan larangan tersebut dan takut dengan ini sebagaimana dikatakan oleh Thalaq bin Hubaib,”Apabila terjadi fitnah, maka padamkanlah fitnah tersebut dengan takwa. Orang-orang bertanya,”Apakah takwa itu?” Dia menjawab,”Anda beramal dengan mentati Allah, berdasarkan cahaya dari Allah, dengan mengharapkan pahala Anda meninggalkan maksiat kepada Allah, berdasarkan cahaya dari Allah karena anda takut terhadap hukuman dari Allah.” Ini adalah pendapat terbaik tentang batasan dari takwa.” [Zaadul Muhajir, hal. 10].Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa takwa adalah ungkapan yang mencakup makna melakukan berbagai ketaatan dan meninggalkan berbagai kemungkaran.” [Tafsir Ibnu Katsir 1/284]Suatu kali Umar bin Khathab bertanya kepada Ubay bin Ka’ab radhiyallahu anhuma tentang takwa, maka Ubay menjawab,”Apakah anda pernah melalui jalan yang berduri?” Umar menjawab,”Ya.” Ubay bertanya,”Apa yang anda lakukan di jalan tersebut?” Umar menjawan,”Aku terus berjalan dengan sikap waspada atau hati-hati.” Ubay berkata,”Itulah Takwa.” [Tafsir Al-Qurthubi 1/203]Dalil Takwa Kepada AllahMa’asyirol Muslimin rahimakumullah,Di dalam al-quran banyak sekali ayat yang memerintahkan agar kita bertakwa kepada ALlah Subhanahu wa Ta’ala. Namun tidak memungkinkan untuk dikemukakan seluruhnya dalam kesempatan ini. Untuk diketahui, Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid mengatakan bahwa kata takwa dalam Al-Quran digunakan dengan makna-makna berikut ini1. Takwa bermakna rasa takut dan hormatHal ini sebagaimana dalam firman Allah Ta’alaوَإِيَّايَ فَاتَّقُونِdan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa. [Al-Baqarah 41]. maksudnya adalah takutlah dan hormatlah pula dalam firman Allahوَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِDan peliharalah dirimu dari azab yang terjadi pada hari yang pada waktu itu [Al-Baqarah 281], yaitu takutlah terhadap hari tersebut dan apa saja yang terjadi pada hari Takwa bermakna Taat dan ibadahIni sebagaimana firman Allah Ta’alaيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِHai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; [Ali Imran 102]yaitu taatilah Allah dengan seenar-benar taat dan beribadahlah kepada-Nya dengan sebenar-benar ibadah. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan,”Agar mentaati Allah dan jangan dimaksiati, agar Allah diingat dan jangan dilupakan, serta agar Allah disyukuri dan tidak dingkari nikmat-Nya.” [Tafsir Ath-Thabari 3/375]3. Takwa dengan makna membersihkan diri dari dosa-dosaInilah makna takwa secara istilah. Allah Ta’ala berfirman,وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَDan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. [An-Nur 52]Baca juga Khutbah Jum’at Khauf Takut Kepada AllahJamaah Jumat rahimakumullah,Orang-orang yang bertakwa itu memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat yang mudah dikenali di kalangan manusia dan jelas disebutkan dalam Al-Quran mereka dalah sebagai berikutBeriman kepada yang ghaib dengan keimanan yang Ta’ala berfirman,ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ2. Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,3. yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. [Al-Baqarah 2-3]Mereka suka memaafkan dan berlapang Ta’ala berfirman,وَأَنْ تَعْفُوا أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰdan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa. [Al-Baqarah 237]Tidak melakukan dosa besar dan tidak terus menerus tenggelam dalam dosa-dosa kecil. Bila terjerumus ke dalam dosa mereka segera bertaubat dari dosa Ta’ala berfirman,إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَSesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. [Al-A’raf 201]Jujur dalam perkataan dan perbuatanAllah Ta’ala berfirman,وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَDan orang yang membawa kebenaran Muhammad dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. [Az-Zumar 33]Mengagungkan syiar-syiar Alla dan Ta’ala berfirman,ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِDemikianlah perintah Allah. Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. [Al-Hajj 32]Yang dimaksud dengan mengagungkan syiar -syiar Allah adalah seorang Muslim itu menghormati larangan-larangan Allah dengan tidak melanggarnya dan menghormati perintah-perintah Allah dengan melaksanakannya dengan adil dan menghukum dengan Ta’ala berfirman,اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَBerlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Maidah 8]Mengikuti jalan para Nabi, orang-orang yang jujur serta para pembaharu kepada kebaikan mushlihun yang bersama Ta’ala berfirman,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَHai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. [At-Taubah 119]Buah Ketakwaan Kepada AllahJamaah Jumat rahimakumullah,Sesungguhnya takwa kepada Allah Ta’ala itu bermanfaat di dunia dan akhirat. Meninggikan derajat di dunia dan akhirat, mengantarkan kepada kebaikan di dunia dan akhirat serta menghindarkan dari keburukan dunia dan ini buah-buah dari sikap takwa dan faedah-faedah yang didapatkan oleh orang yang bertakwa sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid1. Takwa merupakan sebab mendapatkan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’alaHal ini sebagaimana dalam hadits dari Salman Al-Farisi radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,”Sesungguhnya, pada hari Allah menciptakan langit dan bumi Allah menciptakan seratus rahmat memenuhi antara langit dan sana Allah membagi satu rahmat di antara para makhluk. Dengan rahmat tersebut seorang ibu menyayangi anaknya, dengan rahmat tersebut binatang buas dan burung-burung meminum air, dengan rahmat tersebut mahluk saling mengasihi satu sama kiamat telah tiba Allah membatasi rahmat tersebut hanya untuk orang-orang bertakwa dan menambahkan kepada mereka 99 rahmat yang tersisa.”[diriwayatkan oleh Al-Hakim 7628 dan dia berkata,”hadits shahih berdasarkan syarat Muslim dan juga diriwayatkan oleh Muslim dari Salman tanpa ada lafazh Qashsharoha alal muttaqiin” “Allah membatasinya pada orang-orang bertakwa.”]Suatu hari ada seorang pengemis meminta kepada Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma. lantas dia berkata kepada anaknya,”Berilah satu dinar.” yang setara sekira 1 juta rupiahLantas anaknya memberinya. Setelah pengemis tersebut pergi, anaknya yang bernama Uqail berkata,”Semoga Allah menerima sedekahmu wahai ayah.”Abdullah bin Umar berkata,”Andaikan aku mengetahui bahwa Allah telah menerima satu sujud saja dariku atau satu dirham sedekahku, tidak ada perkara ghaib yang lebih aku sukai melebihi kematian. Tahukah kamu, Allah menerima amal dari siapa? Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang yang bertakwa.” [Tarikh Dimasyqi 31/146]2. Takwa sebab selamat dari siksa duniaAllah Ta’ala berfirman,وَنَجَّيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَDan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka adalah orang-orang yang bertakwa. [Fushilat 18] maksudnya adalah dari siksa dunia3. Takwa mengantarkan kepada ridha Allah dan menghapus keburukan, menyelamatkan dari neraka dan mendapatkan Subhanahu wa Ta’ala berfirman,وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَكَفَّرْنَا عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأَدْخَلْنَاهُمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِDan sekiranya ahli kitab itu beriman dan bertakwa, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan mereka dan mereka tentu Kami Masukkan ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan. [Al-Maidah 65]4. Takwa adalah sebab kemuliaan di sisi Allah Ta’alaAllah Ta’ala berfirman,إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌSesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [Al-Hujurat 13]5. Kecintaan Allah, para malaikat dan manusia kepada orang bertakwaAllah berfirman,بَلَىٰ مَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ وَاتَّقَىٰ فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَBukan demikian, sebenarnya siapa yang menepati janji yang dibuatnya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. [Ali Imran 76]Apabila Allah Ta’ala mencintai seseorang, maka Allah memanggil Jibril agar mencintainya kemudian para penduduk langit akan mencintainya dan setelah itu para penduduk bumi akan Allah akan memberikan pertolongan dan dukungan-Nya kepada orang Ta’ala berfirman,وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَBertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.[Al-Baqarah 194]Kebersamaan ma’iyyah di ayat ini adalah kebersamaan dengan pertolongan, dukungan dan penyelesaian. Allah Ta’ala memberikannya kepadanya para nabi yang Mendapatkan kabar gembira di sini bisa berupa pujian dari manusia, atau kabar gembira dari malaikat saat akan meninggal dunia. Allah Ta’ala berfirman,أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ .الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَلَهُمُ الْبُشْرَىٰ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۚ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُIngatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat janji-janji Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. [Yunus 62-64]8. Takwa adalah sebab mendapatkan hidayah al-QuranAllah Ta’ala berfirman,’ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَKitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,[Al-Baqarah 2]9. Diberi ilmu yang bermanfaatAllah Ta’ala berfirman,وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُDan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; [Al-Baqarah 282]10. Mendapatkan rezeki bashirahOrang yang bertakwa itu memiliki bashirah, dan furqan yang dengannya bisa membedakan antara haq dan bathil. Dia memiliki cahaya dari Rabbnya yang menerangi Ta’ala berfirman,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًاHai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. [Al-Anfal 29]11. Takwa merupakan jalan keluar dari segala kesempitan dan sumber rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka oleh orang yang bertakwa Ta’ala berfirman,وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُBarangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.[Ath-Thalaq 2-3]12. Dimudahkan segala urusannyaAllah Ta’ala berfirman,وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًاDan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. [Ath-Thalaq 4]13. Orang yang bertakwa diberi rezeki berupa barokah dari langit dan dimaksud dengan barokah adalah bertambah banyaknya sesuatu yang Ta’ala berfirman,وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَJikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. [Al-A’raf 96]14. Mendapatkan pemeliharaan dan penjagaanAllah Ta’ala berfirman,وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًاJika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. [Ali Imran 120]Dengan takwa Allah menghindarkan orang yang bertakwa dari kejahatan para penjahat dan tipu daya orang-orang yang Terpeliharanya keluarga, harta dan berbagai maslahat setelah Ta’ala berfirman,وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًاDan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. [An-Nisa’ 9]Allah Ta’ala memberikan bimbingan kepada para orang tua yang khawatir meninggalkan keturunan yang lemah dengan bertakwa dalam seluruh keadaan mereka agar anak-anak mereka Allah Ta’ala memberinya ganti yang lebih baik dari apa yang telah dia Abu Qatadah dan Abu Duhama’, mereka berkata,”Kami mendatangi seorang pria Arab pedalaman,lantas pria Badui tersebut berkata,”Rasulullah ﷺ memegang tanganku lalu mengajariku ilmu yang Allah Tabaroka wa Ta’ala ajarkan bersabda,”Sesungguhnya tidaklah kamu meninggalkan sesuatu karena bertakwa kepada Allah Azza wa jalla kecuali Allah akan memberikan kepadamu yang lebih baik darinya.” [Hadits riwayat Ahmad 20215]17. Takwa merupakan sebab dari ketenangan As-Suyuthi berkata,”Takwa menambah rezeki dan menenangkan hati.” [Syarh Sunan Ibnu Majah 311]بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُKhutbah Keduaالحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَ اْلشُكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَ امْتِنَانِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلَى رِضْوَانِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُContoh Takwa Dalam Kehidupan Sehari-HariJamaah Jumat rahimakumullah,Pada kesempatan khutbah yang kedua ini kami akan berikan contoh takwa dalam kehidupan seorang ayah yang memiliki banyak anak, maka salah satu kewajibannya adalah bersikap adil kepada semua anaknya. Tidak boleh ada ﷺ pernah mengingatkan seorang sahabat saat dia berkata kepada beliau bahwa dia hendak memberi anaknya sesuatu. Lantas nabi ﷺ mengingatkannya agar anaknya yang lain juga harus diberi. Ini aplikasi takwa dalam masalah pemberian kepada tua yang bertakwa salah satu cirinya pasti mampu berbuat adil kepada anak-anaknya. Kalau biasa tidak adil kepada anak-anaknya bisa dipastikan takwanya sangatlah lemah atau bahkan tidak ada sama seorang Muslim memiliki istri lebih dari satu, salah satu kewajibannya adalah bersikap adil dalam pemberian jatah gilirannya. Tidak boleh ada kezhaliman dalam hal adil kepada anak dan istri ini hanya akan muncul dari sikap ayah dan suami yang bertakwa. Tanpa takwa hampir bisa dipastikan akan terjadi kezhaliman kepada anak-anak dan pula dengan seorang pemimpin dengan skala yang lebih luas, apakah pemimpin sekolah, sebuah departemen, atau bahkan pemimpin wilayah kecil hingga pemimpin itu benar-benar memiliki kesempurnaan sifat orang bertakwa maka salah satu cirinya bisa dipastikan dia akan sanggup bersikap adil sesuai tuntunan bila takwanya sangat lemah, sangat jauh dari ciri-ciri orang bertakwa dan bahkan tidak bertakwa sama sekali, maka hampir bisa dipastikan yang terjadi adalah berbagai macam ketidak adilan, kezhaliman, perampasan hak dan berbagai macam kerusakan lainnya. Ini sekedar contoh kecil dari salah satu ciri orang yang bertakwa yaitu berbuat lainnya adalah bila seseorang itu bertakwa maka dia tidak akan pernah mau memakan makanan yang haram atau mendapatkan penghasilan dengan cara yang yang benar-benar bertakwa sanggup untuk meninggalkan tawaran atau godaan yang sangat menggiurkan dalam hal duniawi bila itu memang tidak kehidupan orang shaleh yang bertakwa di masa kejayaan Islam begitu banyak jumlahnya sampai pada level seolah itu hanya sebuah utopia yang tidak mungkin ada dalam kehidupan di masa sekarang. Namun semua itu nyata dan benar ini tentu saja masih ada orang-orang seperti itu, namun tentu saja jumlahnya sangatlah sedikit. Terkadang orang yang memegang idealisme untuk tidak mengambil harta secara haram justru disingkirkan dari suatu komunitas, atau diasingkan dalam dicopot dari jabatannya bia dia seorang pejabat yang jujur dan bertakwa karena dianggap menjadi duri dalam daging dalam sebuah lingkungan yang sudah sangat yang menimpa Khalifah Umar bin Abdul Azis rahimahullah yang terkenal adil dan jujur dan sangat hari-hati dalam hal menggunakan harta milik negara. Akhirnya beliau dibunuh oleh para pejabat di lingkungan istana yang tidak suka kepada PenutupKita berlindung kepada Allah dari kejahatan para pendengki dan para pengikut hawa nafsu. Demikian khutbah tentang takwa yang bisa kami sampaikan. Semoga kita akhiri dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًافَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلآخِرِيْنَ وَإِمَامِ اْلمُرْسَلِيْنَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا اهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ، وَأَكْرَمَنَا بِذِكْرِكَ فِيْ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَمُنَّ عَلَيْنَا بِالتَّوْبَةِ وَاْلإِنَابَةِ وَالْخَشْيَةِ، اللَّهُمَّ تَجَاوَزْ عَنْ تَقْصِيْرِنَا وَسَيِّئَاتِنَا، وَاغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَسَائِرِ أَهْلِيْنَا، وَبَارَكَ لَنَا فِيْ أَعْمَارِنَا وَأَعْمَالِنَا وَأَقْوَاتَنَا وَأَوْقَاتَنَااللَّهُمَّ اكْشِفْ عَنِ اْلمُسْلِمِيْنَ مَا نَزَلَ بِهِمْ مِنْ ضُرٍّ وَبَلَاءٍ، وَفَقْرٍ وَتَشَرُّدٍ، وَقَتْلٍ وَاقْتِتَالٍ، وَوَسِّعْ عَلَيْهِمْ فِيْ اْلأَمْنِ وَالرِّزْقِ، وَجَنِّبْنَا وَإيَّاهُمُ اْلفِتَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِرَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِعباد الله إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ * وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا اللهَ اْلعَظِيْمَ اْلجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَBaca Juga Tentang Khutbah Jum’at– Kumpulan Khutbah Jum’at Lengkap– Khutbah Jumat Tentang Ikhlas– Khutbah Jumat Tentang Syukur– Khutbah Jumat Tentang Berharap kepada Allah

khutbah jumat ciri orang bertaqwa